Selasa, 26 Mei 2015

Perjalanan Hidupku Dari Kampung Sampai di RGI



Nama lengkap saya Teguh Agus Wahyuda, di kampung, saya biasa di panggil Yuda, saya lahir di Kota Brebes, pada 18 Agustus 1993,  saya merupakan anak ke lima dari lima bersaudara, alhamdulilah saya terlahir di keluarga sederhana dari pasangan Bapak Tabi’in yang biasa saya panggil (Abah) dan Ibu Anisa yang saya panggil (em’ma), Abah saya waktu itu berjualan Gorengan (Tahu Aci),  Abah adalah orang tua yang menurut saya rapi, bersih, dalam artian Abah selalu merawat rumahya dengan bersih & nyaman, Abah juga Orang  yang termasuk  tegas dalam mendidik anak-anaknya terutama mengingingatkan kita untuk selalu shalat fardu secara berjamaah.  Stiap pagi  Abah selalu memberi makan Ayam-ayam peliharaanya, setelah itu Abah mencuci Pakain-pakain ibu, saya, dan ketiga kaka saya sampai sekitar jam 09:30’an, setelah itu Abah melaksanakan shalat Dhuha, dan mempersiapkan bahan-bahan Gorengan yang akan di bawa untuk di jual tepatnya di depan Pelaza Dedy Jaya Kota Brebes,  Abah saya berangkat untuk berjualan Tahu aci yang wenak dan bikin ketagihan... Aduuuh... jadi pengin pulang, makan Tahu aci bikinan Abah... Abah berangkat berjualan dengan menggunakan Sepeda yang di belakangnya  sebuah Tompo (ranjang),  yang di ikat dengan tali karet ban panjang, dengan menempuh jarak yang lumayan jauh, melawan teriknya Matahari yang lumayan panas, dari desa Janegara dengan kegigihan dan perjuanganya untuk menafkahi keluarganya, akhirnya sampailah di depan Plaza Dedy Jaya tempat Abah berjualan dengan grobak sederhananya.
Kemudian  Ibu Annisa (em’ma) adalah orang tua yang paling tegas dan galak, em’ma juga selalu semangat dalam Berjualan apapun itu jenis makanannya yang halal,  Alhamdulilah em’ma saya selalu bangun lebih awal sekitar jam tiga pagi, em’ma sudah bangun untuk melaksanakan shalat tahajud, setelah itu em’ma menjalankan aktifitasnya untuk memasak masakan yang akan di jual di teras atau di  depan rumahnya, setelah datang waktu subuh, em’ma selalu membangunkan anak-anaknya beberapa kali, yang terahir pasti menggunakan sapu di bagian kayunya dengan memukulinya di bagian kakinya sambil bertriak dengan bahasa jawanya “Heeh Tangiii...! Boocah kaa, di Gugah Ora Tangi-tangi... Angel temen....! itu termasuk kenangan yang tak terlupakan bagi saya sampai sekarang. Saat itu  pembeli pun sudah mulai mengantri, padahal masih dalam proses masak, belum disiapin, setelah kurang lebih satu jam masakan em’ma saya sudah habis terjual, Waktu itu  di sekitar rumah saya ada tiga lokasi yang menjual nasi di pagi hari, tapi alhamdulilah diantara mereka Em’ma sayalah yang paling banyak pembelinya, kadang orang pun masih ada beberapa yang datang kerumah, nanyain nasi masih ada atau sudah habis, terkadang orangnya aga memaksa jadi yang tadinya jatah buat orang dirumah dijual kembali, karena merasa kasihan dan masih ada yang lebih membutuhkan, em’ma pun masak lagi untuk sebagian yang di rumah yang belum makan, setelah itu ibu bersiap-siap untuk beranjak ke pasar membeli sayur-sayuran, makanan, seperti gemblong ketan, uler-uler, jipang, manisan dan bumbu-bumbu masak  lainya, memakai sepeda yang sering abah pakai untuk jualan Tahu aci, setelah itu em’ma keliling di pedesaan untuk menjual sayuran dan belanjaan yang sudah di beli dari pasar, subahanallah... perjuangan Em’ma dan Abah begitu besar untuk menafkahi atau membiayai anak-anaknya, Saya sangat bersyukur kepada Allah swt, yang telah memberikan orang tua yang patut di contoh untuk generasi saya maupun kaka-kaka saya di masa depan nanti, Sungguh Tidak Ada Perjuangan Tanpa Pengorbanan.
saya adalah anak kembar, kembaran saya bernama Teguh Agus Wahyudi,  saya mempunyai empat kaka, kaka pertamaku bernama Lia Maulida (mb.ida), kaka ke dua  bernama Ahmad Ramadhan Deny (mas.Deny), yang ke tiga bernama Vera Watisarah (mb.vera) dan kaka  kembaran saya. Ketika saya berumur lima tahun, saya memulai karir  pendidikanya di jenjang TK islam selama satu tahun, kemudian melanjutkan ke SD N Janegara 01, di SD saya mempunyai banyak kenalan temen yang berkarakter berbeda-beda, saya bersama yudi kaka kembaran saya, slalau bersama dan satu kelas dari kelas satu sampai ke kelas enam SD, waktu itu saya mempunyai beberapa teman  yang lumayan nakal, sebut saja Supri, memang dia mepunyai kaka Seorang Preman yang bernama Warto, yang bertato di tangan maupun di tubuhnya, rumahnya tepat di belakang rumah saya, hampir setiap malam di belakang rumah saya,  ia dan teman-temanya berpestaria dengan minuman-minuman yang memabukan, yang sangat mengganggu keberadaanya. Supri pun suka meniru gaya-gaya kakanya yang menjadi preman, seperti mengompas uang, mengolok-olok bersama gengnya di stiap saya, kaka saya, dan temen akrab saya yaitu yayan dan feri di saat kita pulang dari sekolah, saya, kaka saya dan kedua temen akrab saya, bersyukur karena pada saat pengumuman kenaikan kelas ke kelas empat, supri tidak naik kelas karena nilainya yang tidak memenuhi syarat kenaikan kelas.
Di kelas 4 SD saya dan yudi kaka saya, mulai mengikuti Perlombaan seperti Lomba Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) Pelajar, dari tingkat Kecamata ke tingkat Kabupaten Brebes saya menjadi juara 1 MTQ( Tartil) sedangkan yudi kaka saya juara 1 MTQ (Tilawah),  pada saat tingkat profinsi saya Cuma bisa mendapatkan juara harapan 3, sedangkan yudi mendapat juara 2, dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah swt, smoga kedepan bisa lebih baik lagi. Selanjutnya di kelas 5 saya dan kaka saya juga mengikuti lomba nyayi paduan suara yang mendapat peringkat 1 tingkat kecamatan,  kemudian melanjutkan ke tingkat kabupaten menjadi peringkat 2 sehingga tidak bisa melanjutkan ke tingkat Profinsi. Waktu itu juga saya setiap hari senin di tugaskan untuk menjadi Pengibar Bendera Merah Putih Sedangkan kaka saya di tugaskan menjadi Do’a penutup Upacara.
Setiap saya Pulang dari sekolah, em’ma saya sudah mempersiapkan untuk makan siang, kemudian Shalat dhuhur , lalu tidur sejenak sampai jam 13:30, kemudian bangun untuk persiapan Sekolah Madrasah Diniah Miftahul Ulum Janegara sampai jam 15:30, sepulang sekolah Madrasah saya, kaka saya dan temen-temen sambil belarian menuju tempat pengajian untuk belajar ngaji dengan Ust.Rudin, beliau adalah ust yang Tawadu, dan penuh dengasn ke ikhlas, dalam 1 minggu kita belajar 6 kali pertemuan di sore  hari, dari hari sabtu sampai hari kamis, beliau pun tidak pernah memintain bayaran ke kita, hanya setiap hari kamis kita di anjurkan membawa uang seikhlasnya dengan sebutan (kemisan), yang kita masukan ke dalam kaleng Roko yang di sediain di tengah Meja belajar, sehingga terkadang terdengar suara uang Receh klentong-klentong..... setelah mengaji saya, kaka saya dan temen-temen bermain bola sampai mendengar suara Tahriman di masjid Al-It’tihad, menandakan waktu magrib akan segera datang,  kemudian kami begegas mandi, bepakaian rapi untuk  melaksanakan shalat Maghrib di musholah Batur’rahman yang  ada di depan rumah saya, setelah menunaikan Shalat maghrib saya dan kaka-kaka saya di haruskan mengaji saling simakan antara saya, kaka-kaka saya,  dan abah saya, sedangkan em’ma saya menyiapkan Teh manis hangat dan gorengan hangat seperti pisang, ketela goreng dan gorengan lainnya, sambil menikmati biasanya saya dan kaka-kaka saya bercrita dan bercanda dengan asyik sambil menunggu datengnya waktu shalat isya. Setelah shalat isya, kita makan malem  bersama, belajar bersama, mengerjakan tugas dari sekolah, kemudian nonton TV sampai kurang lebih jam 10 malam, terkadang nunggu di tegur em’ma untuk tidur.
Stiap malam minggu saya, yudi, mb.vera dan temen-temen yang lain terkadang kita bermain Petakumpet,  biasanya ada temen saya yang suka di incar-incar, sebut saja kiki, sehingga kiki slalu jaga di pemainan petakumpet itu. Terkadang juga kita membuat perkemahan,  di depan rumah saya, saya pun salut sama Abah, karena membantu mebuat kemah yang di depan rumah saya.
Minggu pagi  setelah shalat subuh berjamamah biasanya lari pagi, kemudian main klereng, karet yang sudah di rajut, Congklak yang memakai biji asem (klungsu), mandi di sungai dan permainan-permainan yang lainnya. Pernah waktu itu saya, yudi, mb.vera dan ke 2 temen akrab saya Nizar dan Kiki mengambil rambutan yang ada di depan rumah orang lain, saya waktu itu bagian yang memanjat pohon rambutan, sedangkan yang lain menunggu di bawah pohon untuk mengumpulkan rambutan yang berjatuhan yang di lempar saya dari atas pohon, suatu ketika Pemilik Rambutan kelur dari rumahya, kemudian yang lain berlarian karena takut ketehuan, sedangkan saya kebingungan mau turun dari pohon udah ngga keburu,  karena pemiliknya udah ada dibawah pohon sedang meyapu dedaunan  rambutan yang berserakan, temen-temen pun terlihat dari kejauhan mentertawakan saya, sambil jari telunjuk di tempelkan ke dua bibir mereka... Huusttt-Huustt.... dengan mulunya bergerak, sepertinya dia mengucapkan dengan bahasanya aja gererak-garak, wis meneng baae ya ning kono...(jangan gerak-gerak, udah diem ajah yah disituh).
Singkat cerita setelah lulus SD, saya melanjutkan pendidikanya ke SMP N 02 Jatibarang, yang aga jauh dari Desa saya, sehingga harus menggunakan sepeda, setiap pagi saya dan kaka kembaran saya berangkat ke sekolah SMP menggunakan 1 sepeda dengan berboncengan, terkadang pas berangkat saya yang di depan, sedangkan kaka saya di boncengan bagian belakangnya, dan ketika pulang sekolah kaka saya yang di depan, saya yang di boncengin. Waktu pun terus berjalan, ketika itu Ada rapat guru di sekolah, jam belajar pun aga kurang efektif sehingga sebagian besar pulang lewat belakang tanpa izin(mbolos), saya dan sebagian temen saya pun binggung, karena tinggal beberapa siswa yang nampak terlihat terkecuali para siswi yang masih terlihat banyak, dengan rasa takut dan terpakasa, saya, kembaran saya dan taman akrab saya, memberanikan diri untuk mbolos sekolah karena sebelumnya tidak pernah mbolos, ketika saya dan kaka sampai rumah, langsung bergeges untuk bemain bulu tangkis, selang beberapa menit tak terduga, Guru agama saya  dateng, saya dan kaka saya pun panik, kemudian saya dan kaka langsung masuk rumah dan ke kamar belakang  karena takut ketahuan, kebetulan abah saya waktu itu sedang menyapu di halaman rumah, Guru agama saya yang bernama Pak.syaifudin pun mengucapkan salam,  ke abah saya sambil berjabat tangan, saya dan kembaran saya mengintip lewat jendela, terlihat, abah pun menjawab, Waalaikussalam... sambir bertanya “Iya pak, ada apah yah pak?...  “pak.guru menjawab, beginih pak... di sekolahkan sekarang lagi mau ada Rapat para Guru sekecamatan jatibarang, terus sebelum Rapat di mulai biasanya ada Pembacaan ayat suci Al-Qur’an, naah Yuda dan Yudi tadinya mau di suruh Ngaji Duet bareng seperti acara-acara sebelumnya, di cariin di sekolah ga ada, kata sebagian temenya, udah pulang duluan pak tadi sama beberapa anak lainya lewat belakang, memang waktu itu bapak belum ngizinin pulang, jdi bapak langsung kesinih... Ohh gituh yah pak, yaudah pak masuk ajah dulu pak, biar nanti Yuda dan Yudi saya panggil untuk persiapan  ngajinya di sekolah, abah sebenernya waktu itu sangat malu, pengin marahin saya dan kembaran saya, tapi Abah menahan amarahya... setelah itu saya dan kembaran saya pun  berangkat kesekolah di boncengin menggunakan motornya pak.syaifudin, alhamdulilah acara pun lancar.
selama sekolah saya sering mengikuti lomba-lomba MTQ (Musabaqoh Tilawatil Qur’an), Paduan Suara  & Menjadi anggota osis, seksi Ibadah. Sejak kecil hobinya bermain Bulu Tangkis, adzan di manah itu ada masjid atau mushola.
Setelah Ujian Nasional dan lulus dengan nilai yang lumayan bagus, Saya pun hijrah untuk melanjutkan karirnya ke  sebuah Pesantren Ngruki Solo tigo, yang di asuh oleh Ust.Abu Bakar Basyir. Selama kurang lebih 2 minggu setelah MOS, waktu itu aku pulang kerumah untuk mengambil sebagian pakaian untuk di bawa ke Pesantren Ngruki, namun waktu itu em’ma ngga ngizinin saya kembali lagi ke pesantren itu, karena ada kabar tentang pengeboman yang di bali dengan melibatkan Ust.Abu Bakar Basyir. Ibu memutuskan kalo saya harus pindah Pesantren sebelum saya ikut-ikuan terlibat dengan Pimpinan PONPES itu.
Setelah mecari tau tentang alamat dan lokasi Pesantren selama kurang lebih 3 hari,  akhirnya saya memutuskan hijrah ke Mahad Bina Madani Putra, ciawi Bogor, di sana semua santri di wajibkan Berbahasa Arab dalam berkomunikasi sehari-hari, jadi dari awal masuk sampai 3 bulan santri di anjurkan untuk menghafal Mufrodat (Kosa kata-kata) bhs.Arab, sehingga setelah 3 bulan, santri mempunyai bekal Mufrodat untuk berkomunikasi dalam kesehariannya dengan Bhs.Arab, selain itu disanah di ajarkan tentang Hadist Arbain, tentang akhlak seorang muslim,  Bacaan Al-qur’an sesuai dengan tajwid dan tuntutan Rasullulah Saw. Dan pelajaran lainya tetang keagamaan.
Setelah selesai  kurang lebih 2 thn, saya melanjutkan ke Pesantren Tahfiidz di Jakarta Timur tepatnya di daerah condet yaitu “Markaz Quran Maghfirah” yang pada saat itu belum menjadi yayasan, asal-usul nama pesantren ini bermula dari Nama Jalan  & nama Mushola, yaitu Jalan Al-Maghfirah dan Mushola Al-Maghfiroh, pesantren ini berdiri awal thn 2012 saya dan temen-temen adalah angkatan pertama yang berjumlah 12 anak, dalam sehari kita dianjurkan Storan 1 muka atau halaman, storan di mulai  dari juz 30, ke 1, 2, 3 & seterusnya, selain Hafalan di ajarkan juga kitab Mukhtar Hadist dan pengabdian atau mengajar ngaji di TPQ Maghfiroh dan Privat.
Pengalaman terbik saya waktu itu, Saya di undang menjadi Imam  Shalat Tarawih di sebuah Pesantren Al-hidayah pada Ramadhan 2014, dengan hafalan Surat Al-Baqarah Juz 2 yang ma'nanya tentang talak, dengan bacaan 1 rakaat, 1 halaman. sampai setengah juz al-qur'an, yang jamaahya para santri penghafal Al-quran dan Asatidz(Ustad-Ustad yang Hafidz 30 juz). dengan suasana yang tegang, meriding dan terharu. Alhamdulilah dengan karunia Allah SAW, saya di berikan kemudahan dalam melantunkan ayat-ayat Suci Al-qur'an di saat menjadi Imam Shalat Tarawih.
Visi Dan Misi “ Menjadi pelopor Rumah tahfidz berbasis masjid di perkotaan”.
Waktu-demi waktu, Hari-demi hari terus berjalan “Awal masuk di RGI tanggal 20 februari 2015 tepatnya jam 14:30, waktu itu saya di antar sama kembaran saya yang bernama Teguh Agus Wahydi, saya di sambut dengan baik sama Ka.Eka salah satu menejemen RGI, Ka.Eka langsung menunjukan saya ke ruang tamu, untuk serah trima antara wali murid dengan pihak RGI. Saya dikasih selembaran kertas yang berisi tantang tata tertib di RGI dan tanda tangan kontrak untuk di asramakan selama 6 bulan di RGI.
Hari  pertama masuk ke scc, saya dan temen-temen di perkenalan dengan nama-nama para insruktur dan menejen RGI , hari ke dua saya perkenalan dengan temen-temen RGI Angkatan 12, hari ketiga blajar-mengajar mulai Berlangsun. Minggu pertama pun berlalu, di minggu ke dua dan ke tiga  saya merasakan belajar yang begitu bede di banding di sekolah-sekolah formal, para instruktuk begitu sabar dan pehatian terutama kepada siswa yang kurang paham, para instuktuk menganggap sama, entah mereka mempunyai kelebihan dalam bidang komputer atau  tidak, para insruktur pun silih berganti  memberikan motivasi untuk saya dan temen-temen seperjuangan di RGI,,, subahanallah......
Minggu ke empat tepatnya tanggal 23 februari 2015, saya dan teman-teman pun mulai Ujian dan evaluasi akhir bulan dan  Bertepatan dengan  Acara Mabit waktu itu saya pun di tunjuk sama temen-temen angkatan 12, untuk menjadi Ketua mabit. Saya pun terpaksa harus menambah waktu blajar untuk menghadapi Ujian  dan mempersiapkan untuk acara mabit pada tanggal  27 februari 2015, pada akhirnya alhamdulilah ujian dan mabit pun terlaksana denan cukup baik, meskipun masih banyak kekurangan yang perlu di perbaiki lagi. Pada bulan maret angkatan 12 mengadakan evaluasi dan pergantian GM waktu itu Ubay menjadi ketua GM, dan saya di tunjuk menjadi seksi Ibadah, saya pun mulai mengemban amanah saya sebagai seksi Ibadah, Alhamdulilah setiap hari saya membangunkaan temen-temen seperjuangan saya, sekitar jam 04:00 pagi, dari kamar satu, dua dan tiga, satu anak-demi satu anak teguh coba membangunkannya meskipun terkadang ada sebagian yang susah, setidaknya saya sudah berusaha untuk mengajak kebaikan (Fastabikul khoirot), yang mudah-mudahan allah membalasya dengan kebaikan pula amiiin.... stiap satu minggu sekali, saya pun mencoba untuk mengadakan shalat Tahajud Berjamaah untuk semua siswa-siswi dengan pembatas yang cukup aman, di hari sabtu sekitar jam 03:00 pagi, shalat tahajud diadakan di ruang SCC putra, alhamdulilah di minggu pertama shalat tahajud berjamaah mecapai 70 % siswa-siswi angkatan 12, minggu ke dua meningkat menjadi 90 %, minggu ke tiga mencapai 80% dan seterusnya, tujuan diadakan shalat Tahajud Berjamaah ini untuk meningkatkan kebersamaan dan kekompakan bersama, sehingga yang tadinya jarang shalat tahajud menjadi semangat, karena saling mengingatkat antara satu dengan yang lain.
Hari-demi hari, Bulan-demi bulah, tak terasa ujian Menulis kreatif dari pak.Oleh, Ujian Pengenalan Internet dari pak.Muhidin,  dan Ujian Microsoft office dari pak.Boin pun sudah berlangsung.  mabit ke 2 dan ke 3 pun sudah terlaksana. Di akhir bulan, tepatnya tanggal 24 april siswa-siswi RGI angkatan 12  di mulailah Workshop, pada tanggal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar