Nama
lengkap saya Teguh Agus Wahyuda, di kampung, saya biasa di panggil Yuda, saya
lahir di Kota Brebes, pada 18 Agustus 1993,
saya merupakan anak ke lima dari lima bersaudara, alhamdulilah saya terlahir
di keluarga sederhana dari pasangan Bapak Tabi’in yang biasa saya panggil (Abah)
dan Ibu Anisa yang saya panggil (em’ma), Abah saya waktu itu berjualan Gorengan
(Tahu Aci), Abah adalah orang tua yang
menurut saya rapi, bersih, dalam artian Abah selalu merawat rumahya dengan bersih
& nyaman, Abah juga Orang yang
termasuk tegas dalam mendidik
anak-anaknya terutama mengingingatkan kita untuk selalu shalat fardu secara
berjamaah. Stiap pagi Abah selalu memberi makan Ayam-ayam
peliharaanya, setelah itu Abah mencuci Pakain-pakain ibu, saya, dan ketiga kaka
saya sampai sekitar jam 09:30’an, setelah itu Abah melaksanakan shalat Dhuha,
dan mempersiapkan bahan-bahan Gorengan yang akan di bawa untuk di jual tepatnya
di depan Pelaza Dedy Jaya Kota Brebes, Abah
saya berangkat untuk berjualan Tahu aci
yang wenak dan bikin ketagihan... Aduuuh...
jadi pengin pulang, makan Tahu aci bikinan Abah... Abah berangkat berjualan
dengan menggunakan Sepeda yang di belakangnya sebuah Tompo (ranjang), yang di ikat dengan tali karet ban panjang,
dengan menempuh jarak yang lumayan jauh, melawan teriknya Matahari yang lumayan
panas, dari desa Janegara dengan kegigihan dan perjuanganya untuk menafkahi
keluarganya, akhirnya sampailah di depan Plaza Dedy Jaya tempat Abah berjualan
dengan grobak sederhananya.
Kemudian
Ibu Annisa (em’ma) adalah orang tua yang paling tegas dan galak, em’ma
juga selalu semangat dalam Berjualan apapun itu jenis makanannya yang
halal, Alhamdulilah em’ma saya selalu
bangun lebih awal sekitar jam tiga pagi, em’ma sudah bangun untuk melaksanakan
shalat tahajud, setelah itu em’ma menjalankan aktifitasnya untuk memasak masakan
yang akan di jual di teras atau di depan
rumahnya, setelah datang waktu subuh, em’ma selalu membangunkan anak-anaknya
beberapa kali, yang terahir pasti menggunakan sapu di bagian kayunya dengan
memukulinya di bagian kakinya sambil bertriak dengan bahasa jawanya “Heeh Tangiii...! Boocah kaa, di Gugah Ora
Tangi-tangi... Angel temen....! itu termasuk kenangan yang tak terlupakan
bagi saya sampai sekarang. Saat itu pembeli
pun sudah mulai mengantri, padahal masih dalam proses masak, belum disiapin,
setelah kurang lebih satu jam masakan em’ma saya sudah habis terjual, Waktu
itu di sekitar rumah saya ada tiga
lokasi yang menjual nasi di pagi hari, tapi alhamdulilah diantara mereka Em’ma
sayalah yang paling banyak pembelinya, kadang orang pun masih ada beberapa yang
datang kerumah, nanyain nasi masih ada atau sudah habis, terkadang orangnya aga
memaksa jadi yang tadinya jatah buat orang dirumah dijual kembali, karena merasa
kasihan dan masih ada yang lebih membutuhkan, em’ma pun masak lagi untuk
sebagian yang di rumah yang belum makan, setelah itu ibu bersiap-siap untuk
beranjak ke pasar membeli sayur-sayuran, makanan, seperti gemblong ketan,
uler-uler, jipang, manisan dan bumbu-bumbu masak lainya, memakai sepeda yang sering abah pakai
untuk jualan Tahu aci, setelah itu em’ma keliling di pedesaan untuk menjual
sayuran dan belanjaan yang sudah di beli dari pasar, subahanallah... perjuangan Em’ma dan Abah begitu besar untuk menafkahi
atau membiayai anak-anaknya, Saya sangat bersyukur kepada Allah swt, yang
telah memberikan orang tua yang patut di contoh untuk generasi saya maupun
kaka-kaka saya di masa depan nanti, Sungguh
Tidak Ada Perjuangan Tanpa Pengorbanan.
saya adalah anak kembar, kembaran saya bernama
Teguh Agus Wahyudi, saya mempunyai empat
kaka, kaka pertamaku bernama Lia Maulida (mb.ida), kaka ke dua bernama Ahmad Ramadhan Deny (mas.Deny), yang
ke tiga bernama Vera Watisarah (mb.vera) dan kaka kembaran saya. Ketika saya berumur lima tahun,
saya memulai karir pendidikanya di
jenjang TK islam selama satu tahun, kemudian melanjutkan ke SD N Janegara 01,
di SD saya mempunyai banyak kenalan temen yang berkarakter berbeda-beda, saya
bersama yudi kaka kembaran saya, slalau bersama dan satu kelas dari kelas satu
sampai ke kelas enam SD, waktu itu saya mempunyai beberapa teman yang lumayan nakal, sebut saja Supri, memang
dia mepunyai kaka Seorang Preman yang bernama Warto, yang bertato di tangan
maupun di tubuhnya, rumahnya tepat di belakang rumah saya, hampir setiap malam
di belakang rumah saya, ia dan teman-temanya
berpestaria dengan minuman-minuman yang memabukan, yang sangat mengganggu
keberadaanya. Supri pun suka meniru gaya-gaya kakanya yang menjadi preman,
seperti mengompas uang, mengolok-olok bersama gengnya di stiap saya, kaka saya,
dan temen akrab saya yaitu yayan dan feri di saat kita pulang dari sekolah,
saya, kaka saya dan kedua temen akrab saya, bersyukur karena pada saat
pengumuman kenaikan kelas ke kelas empat, supri tidak naik kelas karena
nilainya yang tidak memenuhi syarat kenaikan kelas.
Di kelas 4 SD saya dan yudi kaka saya, mulai
mengikuti Perlombaan seperti Lomba Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) Pelajar, dari
tingkat Kecamata ke tingkat Kabupaten Brebes saya menjadi juara 1 MTQ( Tartil)
sedangkan yudi kaka saya juara 1 MTQ (Tilawah), pada saat tingkat profinsi saya Cuma bisa
mendapatkan juara harapan 3, sedangkan yudi mendapat juara 2, dengan
mengucapkan rasa syukur kepada Allah swt, smoga kedepan bisa lebih baik lagi. Selanjutnya
di kelas 5 saya dan kaka saya juga mengikuti lomba nyayi paduan suara yang
mendapat peringkat 1 tingkat kecamatan, kemudian melanjutkan ke tingkat kabupaten menjadi
peringkat 2 sehingga tidak bisa melanjutkan ke tingkat Profinsi. Waktu itu juga
saya setiap hari senin di tugaskan untuk menjadi Pengibar Bendera Merah Putih
Sedangkan kaka saya di tugaskan menjadi Do’a penutup Upacara.
Setiap saya Pulang dari sekolah, em’ma saya sudah
mempersiapkan untuk makan siang, kemudian Shalat dhuhur , lalu tidur sejenak
sampai jam 13:30, kemudian bangun untuk persiapan Sekolah Madrasah Diniah
Miftahul Ulum Janegara sampai jam 15:30, sepulang sekolah Madrasah saya, kaka
saya dan temen-temen sambil belarian menuju tempat pengajian untuk belajar
ngaji dengan Ust.Rudin, beliau adalah ust yang Tawadu, dan penuh dengasn ke
ikhlas, dalam 1 minggu kita belajar 6 kali pertemuan di sore hari, dari hari sabtu sampai hari kamis,
beliau pun tidak pernah memintain bayaran ke kita, hanya setiap hari kamis kita
di anjurkan membawa uang seikhlasnya dengan sebutan (kemisan), yang kita
masukan ke dalam kaleng Roko yang di sediain di tengah Meja belajar, sehingga
terkadang terdengar suara uang Receh klentong-klentong.....
setelah mengaji saya, kaka saya dan temen-temen bermain bola sampai mendengar
suara Tahriman di masjid Al-It’tihad, menandakan waktu magrib akan segera
datang, kemudian kami begegas mandi,
bepakaian rapi untuk melaksanakan shalat
Maghrib di musholah Batur’rahman yang ada
di depan rumah saya, setelah menunaikan Shalat maghrib saya dan kaka-kaka saya
di haruskan mengaji saling simakan antara saya, kaka-kaka saya, dan abah saya, sedangkan em’ma saya menyiapkan
Teh manis hangat dan gorengan hangat seperti pisang, ketela goreng dan gorengan
lainnya, sambil menikmati biasanya saya dan kaka-kaka saya bercrita dan
bercanda dengan asyik sambil menunggu datengnya waktu shalat isya. Setelah
shalat isya, kita makan malem bersama,
belajar bersama, mengerjakan tugas dari sekolah, kemudian nonton TV sampai
kurang lebih jam 10 malam, terkadang nunggu di tegur em’ma untuk tidur.
Stiap malam minggu saya, yudi, mb.vera dan temen-temen
yang lain terkadang kita bermain Petakumpet,
biasanya ada temen saya yang suka di incar-incar, sebut saja kiki,
sehingga kiki slalu jaga di pemainan petakumpet itu. Terkadang juga kita
membuat perkemahan, di depan rumah saya,
saya pun salut sama Abah, karena membantu mebuat kemah yang di depan rumah
saya.
Minggu pagi setelah
shalat subuh berjamamah biasanya lari pagi, kemudian main klereng, karet yang
sudah di rajut, Congklak yang memakai biji asem (klungsu), mandi di sungai dan
permainan-permainan yang lainnya. Pernah waktu itu saya, yudi, mb.vera dan ke 2
temen akrab saya Nizar dan Kiki mengambil rambutan yang ada di depan rumah
orang lain, saya waktu itu bagian yang memanjat pohon rambutan, sedangkan yang
lain menunggu di bawah pohon untuk mengumpulkan rambutan yang berjatuhan yang
di lempar saya dari atas pohon, suatu ketika Pemilik Rambutan kelur dari
rumahya, kemudian yang lain berlarian karena takut ketehuan, sedangkan saya
kebingungan mau turun dari pohon udah ngga keburu, karena pemiliknya udah ada dibawah pohon
sedang meyapu dedaunan rambutan yang
berserakan, temen-temen pun terlihat dari kejauhan mentertawakan saya, sambil
jari telunjuk di tempelkan ke dua bibir mereka... Huusttt-Huustt.... dengan mulunya bergerak, sepertinya dia
mengucapkan dengan bahasanya aja
gererak-garak, wis meneng baae ya ning
kono...(jangan gerak-gerak, udah diem ajah yah disituh).
Singkat cerita setelah lulus SD, saya
melanjutkan pendidikanya ke SMP N 02 Jatibarang, yang aga jauh dari Desa saya,
sehingga harus menggunakan sepeda, setiap pagi saya dan kaka kembaran saya
berangkat ke sekolah SMP menggunakan 1 sepeda dengan berboncengan, terkadang
pas berangkat saya yang di depan, sedangkan kaka saya di boncengan bagian
belakangnya, dan ketika pulang sekolah kaka saya yang di depan, saya yang di
boncengin. Waktu pun terus berjalan, ketika itu Ada rapat guru di sekolah, jam
belajar pun aga kurang efektif sehingga sebagian besar pulang lewat belakang
tanpa izin(mbolos), saya dan sebagian temen saya pun binggung, karena tinggal
beberapa siswa yang nampak terlihat terkecuali para siswi yang masih terlihat
banyak, dengan rasa takut dan terpakasa, saya, kembaran saya dan taman akrab
saya, memberanikan diri untuk mbolos
sekolah karena sebelumnya tidak pernah mbolos, ketika saya dan kaka sampai
rumah, langsung bergeges untuk bemain bulu tangkis, selang beberapa menit tak
terduga, Guru agama saya dateng, saya
dan kaka saya pun panik, kemudian saya dan kaka langsung masuk rumah dan ke
kamar belakang karena takut ketahuan,
kebetulan abah saya waktu itu sedang menyapu di halaman rumah, Guru agama saya
yang bernama Pak.syaifudin pun mengucapkan salam, ke abah saya sambil berjabat tangan, saya dan
kembaran saya mengintip lewat jendela, terlihat, abah pun menjawab, Waalaikussalam... sambir bertanya “Iya pak,
ada apah yah pak?... “pak.guru menjawab, beginih pak... di
sekolahkan sekarang lagi mau ada Rapat para Guru sekecamatan jatibarang, terus
sebelum Rapat di mulai biasanya ada Pembacaan ayat suci Al-Qur’an, naah Yuda
dan Yudi tadinya mau di suruh Ngaji Duet bareng seperti acara-acara sebelumnya,
di cariin di sekolah ga ada, kata sebagian temenya, udah pulang duluan pak tadi
sama beberapa anak lainya lewat belakang, memang waktu itu bapak belum ngizinin
pulang, jdi bapak langsung kesinih... Ohh gituh yah pak, yaudah pak masuk ajah
dulu pak, biar nanti Yuda dan Yudi saya panggil untuk persiapan ngajinya di sekolah, abah sebenernya waktu
itu sangat malu, pengin marahin saya dan kembaran saya, tapi Abah menahan
amarahya... setelah itu saya dan kembaran saya pun berangkat kesekolah di boncengin menggunakan
motornya pak.syaifudin, alhamdulilah acara pun lancar.
selama sekolah saya sering mengikuti lomba-lomba MTQ
(Musabaqoh Tilawatil Qur’an), Paduan Suara & Menjadi anggota osis, seksi Ibadah.
Sejak kecil hobinya bermain Bulu Tangkis, adzan di manah itu ada masjid atau
mushola.
Setelah Ujian Nasional dan lulus dengan nilai
yang lumayan bagus, Saya pun hijrah untuk melanjutkan karirnya ke sebuah Pesantren Ngruki Solo tigo, yang di
asuh oleh Ust.Abu Bakar Basyir. Selama kurang lebih 2 minggu setelah MOS, waktu
itu aku pulang kerumah untuk mengambil sebagian pakaian untuk di bawa ke Pesantren
Ngruki, namun waktu itu em’ma ngga ngizinin saya kembali lagi ke pesantren itu,
karena ada kabar tentang pengeboman yang di bali dengan melibatkan Ust.Abu
Bakar Basyir. Ibu memutuskan kalo saya harus pindah Pesantren sebelum saya
ikut-ikuan terlibat dengan Pimpinan PONPES itu.
Setelah mecari tau tentang alamat dan lokasi Pesantren selama
kurang lebih 3 hari, akhirnya saya
memutuskan hijrah ke Mahad Bina Madani Putra, ciawi Bogor, di sana semua santri
di wajibkan Berbahasa Arab dalam berkomunikasi sehari-hari, jadi dari awal
masuk sampai 3 bulan santri di anjurkan untuk menghafal Mufrodat (Kosa
kata-kata) bhs.Arab, sehingga setelah 3 bulan, santri mempunyai bekal Mufrodat
untuk berkomunikasi dalam kesehariannya dengan Bhs.Arab, selain itu disanah di
ajarkan tentang Hadist Arbain, tentang akhlak seorang muslim, Bacaan Al-qur’an sesuai dengan tajwid dan
tuntutan Rasullulah Saw. Dan pelajaran lainya tetang keagamaan.
Setelah
selesai kurang lebih 2 thn, saya
melanjutkan ke Pesantren Tahfiidz di Jakarta Timur tepatnya di daerah condet
yaitu “Markaz Quran Maghfirah” yang pada saat itu belum menjadi yayasan, asal-usul
nama pesantren ini bermula dari Nama Jalan
& nama Mushola, yaitu Jalan Al-Maghfirah dan Mushola Al-Maghfiroh,
pesantren ini berdiri awal thn 2012 saya dan temen-temen adalah angkatan
pertama yang berjumlah 12 anak, dalam sehari kita dianjurkan Storan 1 muka atau
halaman, storan di mulai dari juz 30, ke
1, 2, 3 & seterusnya, selain Hafalan di ajarkan juga kitab Mukhtar Hadist dan
pengabdian atau mengajar ngaji di TPQ Maghfiroh dan Privat.
Pengalaman terbik
saya waktu itu, Saya di undang menjadi Imam Shalat
Tarawih di sebuah Pesantren Al-hidayah pada Ramadhan 2014, dengan
hafalan Surat Al-Baqarah Juz 2 yang ma'nanya tentang talak, dengan bacaan 1
rakaat, 1 halaman. sampai setengah juz al-qur'an, yang jamaahya para santri
penghafal Al-quran dan Asatidz(Ustad-Ustad yang Hafidz 30 juz). dengan suasana
yang tegang, meriding dan terharu. Alhamdulilah dengan karunia Allah SAW, saya
di berikan kemudahan dalam melantunkan ayat-ayat Suci Al-qur'an di saat menjadi
Imam Shalat Tarawih.
Visi Dan Misi “ Menjadi pelopor Rumah tahfidz berbasis masjid
di perkotaan”.
Waktu-demi waktu, Hari-demi hari terus
berjalan “Awal masuk di RGI tanggal 20 februari 2015 tepatnya jam 14:30, waktu
itu saya di antar sama kembaran saya yang bernama Teguh Agus Wahydi, saya di
sambut dengan baik sama Ka.Eka salah satu menejemen RGI, Ka.Eka langsung menunjukan
saya ke ruang tamu, untuk serah trima antara wali murid dengan pihak RGI. Saya
dikasih selembaran kertas yang berisi tantang tata tertib di RGI dan tanda
tangan kontrak untuk di asramakan selama 6 bulan di RGI.
Hari pertama masuk ke
scc, saya dan temen-temen di perkenalan dengan nama-nama para insruktur dan
menejen RGI , hari ke dua saya perkenalan dengan temen-temen RGI Angkatan 12,
hari ketiga blajar-mengajar mulai Berlangsun. Minggu pertama pun berlalu, di
minggu ke dua dan ke tiga saya merasakan
belajar yang begitu bede di banding di sekolah-sekolah formal, para instruktuk
begitu sabar dan pehatian terutama kepada siswa yang kurang paham, para
instuktuk menganggap sama, entah mereka mempunyai kelebihan dalam bidang
komputer atau tidak, para insruktur pun
silih berganti memberikan motivasi untuk
saya dan temen-temen seperjuangan di RGI,,, subahanallah......
Minggu ke empat tepatnya tanggal 23 februari 2015, saya dan
teman-teman pun mulai Ujian dan evaluasi akhir bulan dan Bertepatan dengan Acara Mabit waktu itu saya pun di tunjuk sama
temen-temen angkatan 12, untuk menjadi Ketua mabit. Saya pun terpaksa harus
menambah waktu blajar untuk menghadapi Ujian dan mempersiapkan untuk acara mabit pada
tanggal 27 februari 2015, pada akhirnya
alhamdulilah ujian dan mabit pun terlaksana denan cukup baik, meskipun masih
banyak kekurangan yang perlu di perbaiki lagi. Pada bulan maret angkatan 12
mengadakan evaluasi dan pergantian GM waktu itu Ubay menjadi ketua GM, dan saya
di tunjuk menjadi seksi Ibadah, saya pun mulai mengemban amanah saya sebagai
seksi Ibadah, Alhamdulilah setiap hari saya membangunkaan temen-temen seperjuangan
saya, sekitar jam 04:00 pagi, dari kamar satu, dua dan tiga, satu anak-demi
satu anak teguh coba membangunkannya meskipun terkadang ada sebagian yang
susah, setidaknya saya sudah berusaha untuk mengajak kebaikan (Fastabikul khoirot), yang mudah-mudahan
allah membalasya dengan kebaikan pula amiiin.... stiap satu minggu sekali,
saya pun mencoba untuk mengadakan shalat Tahajud Berjamaah untuk semua
siswa-siswi dengan pembatas yang cukup aman, di hari sabtu sekitar jam 03:00
pagi, shalat tahajud diadakan di ruang SCC putra, alhamdulilah di minggu pertama
shalat tahajud berjamaah mecapai 70 % siswa-siswi angkatan 12, minggu ke dua
meningkat menjadi 90 %, minggu ke tiga mencapai 80% dan seterusnya, tujuan
diadakan shalat Tahajud Berjamaah ini untuk meningkatkan kebersamaan dan
kekompakan bersama, sehingga yang tadinya jarang shalat tahajud menjadi
semangat, karena saling mengingatkat antara satu dengan yang lain.
Hari-demi hari, Bulan-demi bulah, tak terasa ujian Menulis
kreatif dari pak.Oleh, Ujian Pengenalan Internet dari pak.Muhidin, dan Ujian Microsoft office dari pak.Boin pun
sudah berlangsung. mabit ke 2 dan ke 3
pun sudah terlaksana. Di akhir bulan, tepatnya tanggal 24 april siswa-siswi RGI
angkatan 12 di mulailah Workshop, pada
tanggal